7 Film Berpadu Gaya Animasi Ghibli tanpa Melanggar Hak Cipta

Diposting pada
banner 336x280

Kecerdasan buatan alias
artificial inteligence
Kabar tentang teknologi Artificial Intelligence (AI) sekali lagi mencetus heboh di dunia maya karena terobosannya yang luar biasa. Tidak tanggung-tanggung, melalui fiturnya yang berbayar, aplikasi populer bernama ChatGPT berhasil membuat gambar menjadi animasi bertema gaya Studio Ghibli. Akibatnya, banyak pengguna antusias memamerkan hasil kreasi AI tersebut secara gembira.

Tidak sedikit pula yang menyediakan layanan berbayar untuk hal ini. Sebenarnya, beberapa tahun silam, sang pencipta Studio Ghibli, Hayao Miyazaki, pernah menyuarakan pandangannya yang kurang positif tentang teknologi AI. Pendapat Miyazaki ini sejalan dengan pemikiran banyak fans serta pelaku seni lainnya yang merasa bahwa praktik semacam itu merupakan ketidakhormatan terhadap usaha keras para seniman.

banner 468x60

Walaupun tetap menjadi pembahasan yang hangat, lebih baik untuk tidak menjadikannya
enabler
Pelanggaran hak cipta, kami sebenarnya dapat menghargai artis favorit kita secara lebih bermartabat. Beberapa pembuat film animasi di bawah ini telah menunjukkan contoh bagaimana hal itu dapat dicapai. Mereka mendapatkan inspirasi dari cerita dan gaya animasi Studio Ghibli, namun tetap memiliki ciri khas masing-masing.

1. The Glassworker (2024)

The Glassworker
merupakan hasil karya animasi manual yang dimulai oleh Usman Riaz. Proyek ini berlangsung selama sepuluh tahun dan dipendana melalui crowdfunding.
crowdfunding.
Riaz banyak terinspirasi dari Studio Ghibli, tetapi kamu bisa melihat sentuhan personalnya yang khas.
The Glassworker
berfokus pada satu negara fiktif yang mencampurkan unsur budaya Pakistan dengan Eropa. Cerita ini melacak kehidupan seorang bapak dan putranya yang menjalankan usaha toserba kaca. Namun, kedamaian mereka terganggu saat konflik bersenjata meletus.

2. The Imaginary (2023)

Dibuat Studio Ponoc,
The Imaginary
sepertinya dia sedang bertanya tentang teman imajinasinya. Menariknya, cerita tersebut diceritakan oleh Rudger, yaitu teman imajinasi bagi seorang anak perempuan bernama Amanda. Kehadiran Rudger menjadi terancam setelah Amanda mengalami suatu kecelakaan yang bisa merusak memori miliknya. Hal itu menyebabkan Rudger tersesat dalam dunia para teman imajinasi dan mencoba untuk kembali masuk kedalam kenangan Amanda. Film ini pasti akan membawamu kembali kepada sesuatu nostalgia atau pengingat tertentu.
Ponyo
dan
My Neighbor Totoro
, sih.

3. Giovanni’s Island (2014)

Bergenre fiksi sejarah,
Giovanni’s Island
memang gak serapi
Studio Ghibli
Dari segi gaya animasinya memang unik, namun ketika membahas tentang ceritanya, kedua aspek tersebut sama-sama kuat dan memorable. Film ini diceritakan melalui sudut pandang dua bersaudara yaitu Junpei dan Kanta, yang harus meninggalkan tempat tinggal mereka karena pulau dimana mereka bermukim dikudeta oleh Uni Soviet. Ketulusan mata saudara-saudara itu membuat alur cerita dalam film semakin menyentuh hati. Jadi jika Anda mencintai genre seperti ini, pastikan tidak melewatkan filmnya.
Kuburan Semanggi Api
Saya sarankan untuk menonton film yang satu ini.

4. Di Sudut Dunia Ini (2016)

Masih merupakan fiksi sejarah namun diberi sentuhan romansa serta unsur kemanusiaan yang lebih dominan.
Di Sudut Dunia Ini
Akan membawamu merasakan perang dari sudut pandang penduduk biasa. Tokoh utama dalam cerita ini adalah Suzu, seorang wanita yang menikah dengan prajurit militer. Selama Perang Dunia Kedua, sang suami ditempatkan di barisan terdepan pertempuran, sementara Suzu mencoba bertahan hidup semampunya di kampung halamannya.

5. The Red Turtle (2016)

Studio Ghibli memang terlibat dalam penggarapan film ini, namun mayoritas pekerjaan ilustrasi dilakukan oleh para perancang grafis tersebut.
The Red Turtle
Datang dari sebuah studio animasi mandiri di Belgia dan Prancis, film ini memiliki gaya unik yang membedakannya dari kebanyakan produksi Studio Ghibli lainnya. Tanpa menggunakan dialog dan menghadirkan suasana yang cenderung gelap, inti cerita fokus pada hari-hari seorang pria yang tersesat di sebuah pulau terpencil serta upayanya membuat rakit untuk mencapai pemukiman manusia lagi. Koneksi satu-satunya dengan dunia luar hanyalah seekor penyu merah besar yang muncul tak jelas asal-usulnya.

6. Mary dan Bunga Sihirnya (2017)

Kalau suka
Kiky’s Delivery Service
Cobalah nonton film gaya Ghibli yang dibuat oleh Studio Ponoc dengan judul tersebut.
Mary dan Bunga Sihirnya.
Sama seperti Kiky, cerita ini berfokus pada Mary, seorang gadis muda yang merantau ke Inggris dalam pencarian jatidiri dan tujuannya di hidup. Suatu hari, dia secara tidak sengaja menemukan tumbuhan yang memberikan padanya kekuatan mistis, memicu awal dari keterlibatannya sebagai penyihir pemula.

7. Flavors of Youth (2017)

Flavors the Youth
Merupakan film animasi kolektif yang memiliki tiga cerita berdasarkan latar belakang Tiongkok. Kisah pertama menceritakan tentang seorang lelaki yang mengingat kegemaranannya membeli mi bersama neneknya, kemudian ada juga seorang mannequin yang baru mulai berkembangan dalam dunia pekerjaan, serta kedua siswa sekolah menengah atas tersebut saling membentuk ikatan setelah suatu peristiwa yang dialami oleh salah satunya. Seluruh kisah ini dipenuhi dengan keseruan dan tema-tema unik.
coming-of-age
, bakal mengingatkanmu pada
Whisper of the Heart
dan
Only Yesterday.

Studio Ghibli sebagai salah satu studio animasi terkemuka dan memiliki dampak besar di seluruh dunia pantas mendapat apresiasi luar biasa. Akan tetapi, gangguan dari perkembangan teknologi membuat masalah hak cipta menjadi semakin tidak pasti hingga menimbulkan perselisihan yang panas. Alih-alih mengikutinya dalam cara yang diragukan moralnya, sebaiknya kita mengapresiasi para pelukis dan seniman aslinya dengan menyaksikan langsung beberapa kreasi mereka.
film
Tadi. Terinspirasi oleh gaya Ghibli dalam hal animasi dan narasinya, namun tidak meninggalkan unsur aslinya.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *