Aurel Hermansyah Sampaikan Persyaratan Khusus kepada Atta Sebelum Mengandung Anak Ketiga

Diposting pada
banner 336x280

Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah kini menjadi orang tua untuk dua anak perempuan, yaitu Ameena Hanna Nur Atta dan Azura Humaira Nur Atta. Walaupun telah mempunyai dua puteri, Aurel menyatakan keinginannya untuk memiliki lebih banyak anggota keluarga lagi, Bunda.

Namun demikian, Aurel tidak langsung berencana mengwujudkan impian itu tanpa kondisi apapun. Wanita berusia 26 tahun ini memberikan batasan kepada suaminya jika ia berniat menambah anggota keluarga. Kondisinya adalah harus ada kamar tambahan untuk calon buah hati mereka di masa depan.

banner 468x60

Menurut Aurel, walaupun kediaman mereka bersama Atta cukup luas dan megah, tempat tinggal itu hanya dilengkapi dengan dua ruangan untuk anak-anak. Sementara itu, Aurel dan Atta berniat untuk menyambut tambahan dua anggota keluarga baru lagi.

“Nama itu disebut sebagai rumah bujang karena jumlah kamar untuk anak hanya ada dua sementara kami berencana memiliki empat orang anak. Oleh sebab itu sampai belum tersedia tambahan dua kamar bagi anak-anak lainnya, saya tidak berniat mengandung lagi,” jelas Aurel, seperti yang dilaporkan

YouTube Trans7 Official,

beberapa waktu lalu.

Mengenai jumlah keturunan, Aurel dan Atta nampak telah setuju untuk mempunyai lebih dari dua orang anak. Sebelumnya, Atta pernah menyatakan keinginannya memiliki kelima anak kepada Bunda.

Berbicara mengenai masalah kehamilan sangatlah krusial untuk setiap pasangan suami istri. Namun, apa jadinya jika Bunda dan Ayah memiliki pandangan yang berlainan terkait dengan total anak yang ingin dipunya?

Atta Halilintar Mengungkap Keterbatasan dalam Menjadi Ayah bagi 11 Anak Bersama Aurel, Begini Penjelasannya

Mengatasi perbedaan pandangan tentang merencanakan kehadiran seorang anak

Perselisihan mengenai niat untuk mempunyai anak bisa muncul di antara setiap pasangan suami isteri lho, Bunda. Hal ini bisa disebabkan oleh hasrat personal sang suami ataupun istrinya. Namun kadang-kadang, tekanan tersebut juga berasal dari anggota keluarga yang lebih tua.

Febria Indra Hastati, seorang psikolog dari Klinik Brawijaya, menjelaskan bahwa ketidaksepakatan dalam suatu hubungan tentu disebabkan oleh pemikiran dan pertimbangan individu setiap pasangannya. Yang terpenting, menurutnya, adalah mencapai keputusan bersama di penghujung diskusi tersebut.

“Perbedaan pandangan biasanya disebabkan oleh setiap individu memiliki pertimbangan sendiri mengenai harapan keluarganya atau harapan mereka secara pribadi. Akan tetapi, hal utama adalah mencari kesepakatan bersama,” jelas psikolog Febria kepada

siaran utama

, beberapa waktu lalu.

“Diharapkan hal ini akan membentuk pemahaman baharu yang menunjukkan bahwa sebenarnya sang suami menginginkan demikian disebabkan oleh ketakutannya masing-masing, begitu pula dengan istrinya mempunyai kecemasan tersendiri,” lanjutnya.

Menurut Febria, sebelum menentukan jumlah anak yang diinginkan, pasangan suami istri harus mempertimbangkan beberapa hal. Di antara faktor-faktor tersebut adalah kondisi kesehatan serta metode pendidikan keluarga di masa depan.

“Yang pertama kali perlu dipertimbangkan adalah risiko yang mungkin dialami oleh sang istri serta keadaan kesehatannya. Selanjutnya, apabila niat utamanya hanyalah untuk memenuhi harapan keluarga besar dan kemudian mendewasakan anak-anak mereka, hal tersebut bisa jadi malah merugikan bagi hubungan pasangan suami istri. Sebaliknya, jika bayi yang dilahirkan ternyata tidak memiliki jenis kelamin seperti yang diinginkan, khawatirnya terjadi diskriminasi kepada si anak.” kata Febria.

Apabila terasa susah mencapai kesepakatan, Ibu bisa mengajukan bantuan dari pihak profesional seperti psikolog. Psikolog pun mampu menyampaikan sudut pandang baru kepada sang suami.

Pastikan juga untuk mengajak saudara yang lebih tua, misalnya kakak kandung Anda, ketika berkunjung ke psikolog. Tujuannya adalah supaya orangtua dapat berdiskusi bersama dan mencari jawaban yang terbaik.

“Mungkin tidak ada masalah dari pihak keluarganya, hanya suaminya saja yang mempunyai penolakan terhadap hal itu,” tambah Febria.

Berikut adalah pemahaman seorang psikolog mengenai bagaimana merespons perbedaan pandangan terkait memiliki anak. Mudah-mudahan informasi tersebut berguna bagi Anda, Bunda.

Pilihan Redaksi

  • Jarak Ideal Kehamilan Berikutnya Setelah Persalinan Adalah Berapa?

  • 7 Tips Cepat Mendapatkan Bayi Kedua bagi Orangtua yang Berencana Punya Lagi untuk Si Buah Hati

  • Cerita Masayu Clara Merasa Bertanggung Jawab Memiliki Anak dengan Selisih Usia yang Dekat Hingga Kepercayaan Diri Menurun

Bagi Bunda yang mau

sharing

soal

parenting

dan bisa dapat banyak

giveaway

, yuk

join

Komunitas penyiaran terkemuka Squad. Untuk mendaftar, silakan klik.
di SINI.
Gratis!

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *